Kamis, 05 September 2024

Dirasah Islamiah

Kajian Islam atau Studi Keislaman, dalam pengertian sederhana, dapat diartikan sebagai usaha untuk memahami segala hal yang berkaitan dengan agama Islam. Dengan kata lain, ini adalah upaya yang sadar dan sistematis untuk menggali, memahami, dan mendalami aspek-aspek yang berkaitan dengan agama Islam, baik itu ajaran-ajaran, sejarah, maupun praktiknya dalam kehidupan sehari-hari.

Proses mempelajari Islam tidak hanya dilakukan oleh umat Islam sendiri, tetapi juga oleh individu dari luar komunitas Islam. Studi keislaman oleh umat Islam memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan mereka yang berasal dari luar komunitas Islam. Di kalangan umat Islam, tujuan utamanya adalah untuk memahami, mendalami, dan menerapkan ajaran Islam secara benar serta menjadikannya sebagai pedoman hidup. Sedangkan bagi yang bukan umat Islam, studi ini bertujuan untuk memahami agama Islam dan praktiknya sebagai ilmu pengetahuan semata. Sebagaimana ilmu pengetahuan pada umumnya, hasil studi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, baik positif maupun negatif.

Para akademisi di luar Islam yang mempelajari Islam dikenal sebagai orientalis, yaitu orang-orang dari Barat yang mempelajari dunia Timur, termasuk dunia Islam. Di masa awal, studi mereka lebih fokus pada kelemahan ajaran Islam dan praktik keagamaan umatnya. Namun, tidak sedikit juga di antara mereka yang memberikan pandangan yang obyektif dan ilmiah tentang Islam, yang bisa bermanfaat bagi pengembangan studi keislaman dalam komunitas Muslim.

Dalam sejarah, setelah "masa kejayaan Islam" berakhir dan umat Islam memasuki "masa kemunduran," pendekatan terhadap studi Islam yang dominan di kalangan ulama lebih bersifat subyektif, apologis, dan dogmatis. Mereka cenderung menutup diri terhadap pendekatan dari luar yang bersifat obyektif dan rasional. Ajaran Islam, yang pada dasarnya bersifat rasional dan fleksibel terhadap perubahan zaman, berkembang menjadi sesuatu yang kaku dan tertutup terhadap inovasi. Akibatnya, kehidupan agama dan budaya sosial umat Islam tampak stagnan dan tertinggal. Fenomena ini menjadi objek studi para orientalis yang melihatnya dengan pendekatan ilmiah dan obyektif, mengungkap bahwa praktik Islam yang terlihat tidak selalu sesuai dengan rasionalitas dan tantangan zaman.

Dengan adanya interaksi antara budaya modern dan Islam, para ulama mulai membuka diri terhadap pandangan luar. Ini membawa pendekatan rasional dan obyektif ke dalam studi keislaman umat Islam sendiri. Akibatnya, studi Islam semakin berkembang dan menjadi relevan, terutama dalam menghadapi tantangan dunia modern dan era globalisasi yang semakin kompleks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar