Lukman Hakim Saifuddin dalam bukunya Moderasi beragama menyatakan bahwa sejak dulu bangsa Indonesia bertahan hidup dengan dua hal, yaitu budaya dan agama. Relasi antara agama dan budaya di Indonesia merupakan topik yang kaya dan kompleks, mencerminkan keragaman etnis, budaya, dan keyakinan yang ada di negara ini. Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, namun juga memiliki populasi yang signifikan dari agama lain seperti Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Keragaman ini menciptakan dinamika unik dalam interaksi antara agama dan budaya.
Sejarah menunjukkan bahwa budaya Indonesia banyak dipengaruhi oleh agama-agama besar yang masuk ke nusantara. Misalnya, kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha seperti Majapahit dan Sriwijaya meninggalkan warisan budaya yang kaya dalam bentuk candi-candi megah seperti Borobudur dan Prambanan. Seni, sastra, dan adat-istiadat yang berkembang pada masa itu menunjukkan bagaimana agama Hindu dan Buddha mempengaruhi budaya lokal.
Ketika Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-13, terjadi proses akulturasi yang menarik antara ajaran Islam dengan budaya lokal. Islam di Indonesia berkembang dengan cara yang unik, mencerminkan pengaruh budaya lokal. Hal ini terlihat dalam tradisi-tradisi seperti sekaten di Yogyakarta dan Surakarta, yang merupakan perayaan Islam yang dipadukan dengan elemen-elemen budaya Jawa. Proses ini menunjukkan bahwa agama Islam dapat beradaptasi dan berinteraksi dengan budaya lokal tanpa menghilangkan identitas keagamaannya.
Selain itu, budaya Indonesia juga dipengaruhi oleh agama-agama lain seperti Kristen dan Katolik yang masuk ke wilayah Indonesia Timur dan sebagian Sumatera serta Kalimantan. Pengaruh agama-agama ini terlihat dalam berbagai festival dan upacara adat yang mencerminkan sinkretisme antara ajaran agama dan tradisi lokal. Misalnya, perayaan Natal di daerah Papua dan Nusa Tenggara memiliki warna budaya lokal yang kental.
Namun, tidak selalu hubungan antara agama dan budaya di Indonesia berjalan harmonis. Ada kalanya terjadi konflik antara nilai-nilai agama dengan praktik budaya tertentu. Praktik-praktik adat yang bertentangan dengan ajaran agama, seperti beberapa upacara adat yang melibatkan ritual-ritual yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama tertentu. Konflik semacam ini membutuhkan pendekatan yang bijaksana dan dialog antara pemimpin agama dan adat untuk mencari solusi yang harmonis.
Pentingnya memahami dan menghormati relasi antara agama dan budaya di Indonesia juga terlihat dalam kebijakan pemerintah yang mendukung kerukunan antar umat beragama. Pemerintah Indonesia mengakui enam agama resmi dan berusaha menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pemeluk semua agama untuk menjalankan ibadahnya dengan bebas. Upaya ini bertujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa yang beragam.
Secara keseluruhan, relasi antara agama dan budaya di Indonesia adalah proses yang dinamis dan terus berkembang. Agama memberikan kerangka moral dan etika yang membantu membentuk budaya, sementara budaya memberikan konteks yang mempengaruhi cara agama dipraktikkan. Dengan saling menghormati dan memahami keragaman ini, Indonesia dapat terus berkembang sebagai negara yang harmonis dan inklusif, di mana semua warga negara dapat hidup berdampingan dalam damai dan saling menghargai.