1. Menguatkan Keimanan
Puasa adalah bentuk ketaatan langsung kepada Allah SWT. Menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu di siang hari hanya mungkin dilakukan oleh orang yang yakin akan pengawasan Allah. Dalam Al-Qur’an disebutkan:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Terjemahnya: Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Imam Al-Qurtubi menjelaskan bahwa tujuan puasa adalah membangun ketakwaan dengan menahan hawa nafsu yang sering menjadi pintu dosa.
2. Melatih Kesabaran
Puasa melatih kesabaran dalam tiga aspek: sabar menjalankan perintah Allah, sabar menahan diri dari larangan-Nya, dan sabar menghadapi ujian seperti lapar dan haus. Rasulullah SAW bersabda:
وَالصِّيَامُ نِصْفُ الصَّبْرِ
Artinya: “Puasa adalah separuh kesabaran.” (HR. Tirmidzi, no. 3519)
Ibn Rajab al-Hanbali menjelaskan bahwa puasa mengajarkan kesabaran dengan cara praktis, yakni menahan hawa nafsu yang menjadi godaan sehari-hari.
3. Menyucikan Hati dan Jiwa
Dalam puasa, umat Islam diminta menjaga lisan, perbuatan, dan pikiran dari hal-hal buruk. Nabi SAW bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Artinya: “Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatannya, maka Allah tidak membutuhkan dia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari, no. 1903)
Ulama seperti Imam An-Nawawi menegaskan bahwa puasa tidak hanya melibatkan fisik, tetapi juga hati dan akhlak.
4. Meningkatkan Kepedulian Sosial
Dengan merasakan lapar, seorang Muslim diingatkan akan saudara-saudaranya yang kurang beruntung. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
Artinya: “Barang siapa memberi makan untuk berbuka puasa kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti pahala orang tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun.” (HR. Tirmidzi, no. 807)
Imam Asy-Syafi’i menyebutkan bahwa kepedulian sosial adalah salah satu hikmah besar yang terbangun dalam ibadah puasa.
5. Mendekatkan Diri kepada Allah SWT
Puasa menjadi ibadah yang sangat istimewa karena hanya Allah yang mengetahui kualitasnya. Dalam sebuah hadis Qudsi, Allah SWT berfirman:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Artinya: “Setiap amal anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Sesungguhnya itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari, no. 1904; Muslim, no. 1151)
Ulama seperti Imam Al-Ghazali menekankan bahwa puasa melatih keikhlasan, menjadikan hamba lebih dekat kepada Rabb-nya.
6. Meningkatkan Kesehatan Fisik dan Spiritual
Dari sisi fisik, puasa membantu tubuh melakukan detoksifikasi. Al-Qur’an menyebutkan:
وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Terjemahnya: “Dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 184)
Ibn Sina dalam Al-Qanun fi al-Tibb menyebutkan bahwa puasa membantu tubuh beristirahat, sementara Imam Ibn Qayyim menjelaskan bahwa puasa menyucikan jiwa dari penyakit batin.
7. Menanamkan Rasa Syukur
Saat berbuka, seorang Muslim menyadari betapa besar nikmat sederhana seperti air dan makanan. Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الْأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا، أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا
Artinya: “Sesungguhnya Allah ridha terhadap seorang hamba yang memakan sesuatu lalu memuji-Nya atas makanan itu atau meminum sesuatu lalu memuji-Nya atas minuman itu.” (HR. Muslim, no. 2734)
Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa rasa syukur yang timbul dari puasa mendekatkan seorang hamba kepada Allah SWT.
8. Membiasakan Disiplin dan Konsistensi
Sahur dan berbuka pada waktu yang ditentukan melatih disiplin seorang Muslim. Imam Asy-Syafi’i menegaskan bahwa disiplin yang dibangun melalui puasa membawa keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.
9. Menggugah Keikhlasan
Puasa adalah ibadah yang bersifat rahasia antara hamba dan Allah. Dalam hadis Qudsi, Allah berfirman:
فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Artinya: “Sesungguhnya (puasa) itu untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari, no. 1904)
Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa puasa mengajarkan keikhlasan sejati, karena ibadah ini dilakukan tanpa dilihat manusia.
10. Menggapai Pengampunan dan Rahmat Allah
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: “Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari, no. 38; Muslim, no. 760)
Imam An-Nawawi menafsirkan hadis ini sebagai bukti bahwa puasa adalah jalan pengampunan dosa dan rahmat Allah bagi hamba-Nya yang bertakwa.